RESENSI
Nama : Jayanti.sw
Kelas : 3ea18
Npm : 13210731
Judul : Lorong tanpa cahaya
Penulis : Ngarto februana
Jenis : Novel
Terbit : Maret 2013
Resensi :
Novel berkisah tentang seorang anak, Wibi, yang lahir dan tumbuh di
kampung pelacuran. Ia masih terlalu muda untuk menjadi saksi sekaligus
korban kebiadaban: bayi Karti digaruk petugas ketertiban kota, persis di
depan matanya saat si orok lelap di dalam gerobak. Setiap hari ia
dipertontonkan kemesuman, diejek teman-teman sekolah: “Rumahmu di
Sarkem, tempatnya pelacur, ibumu juga lonte ….”
Dan, suatu ketika, ia
memergoki ibunya sedang berzina. Konflik batin kian parah, juga dendam
atas kesewenang-wenangan, ia pun minggat. Setelah dewasa ia kembali ke
kampung pelacuran yang padat dan kumuh itu. Lalu pemuda itu jatuh cinta
pada Karti. "Salahkah jika aku mencintai perempuan yang lebih tua
dariku, yang punya ikatan kenangan di masa lalu, yang akhirnya jadi
pelacur itu," bisiknya. Karena cinta itukah Wibi menolong Karti untuk
keluar dari dunia kepelacuran?
Segalanya berakhir pada sebuah
pertarungan demi pertarungan. Bertarung dengan kelelakiannya, bertarung
dengan tindak kesewenang-wenangan, dan ia bertarung dengan buto ireng,
raksasa yang hidup di lorong tanpa cahaya. Lalu, bagaimana dengan
cintanya pada Karti? Haruskah ia merelakannya, seperti ia terpaksa
merelakan kampung yang cabul itu akhirnya digusur? "Selamat tinggal
Sosrowijayan, jangan sampai anak-anakku kelak lahir di tempat mesum
seperti itu.